Between EXAMP and SCORE
Bagi kebanyakan siswa, mungkin sudah biasa dengan namanya UJIAN. Ujian pun sudah menjadi makanan sehari-hari bagi seorang siswa tapi banyak juga siswa yang bilang kalau ujian itu merupakan sesuatu banget deh yang bisa bikin deg-degan ga jelas, stress kalo ketemu soal yang susah, atau depresi sendiri sama mata pelajaran yang kurang dikuasai. Seharusnya UJIAN itu bisa bersahabat dengan siswa dong ya secara sering banget ketemu tuh (In fact, It’s very dangerous for many students). Tidak mengungkiri juga sih kalo ada siswa yang menyukai ujian (Waaaah banget deh itu mah!! It’s amazing..). Biasanya UJIAN itu identik dengan NILAI, ya pastinya kepengen dapet nilai yang bagus dong atau enggak pas-pasan sama KKM biar ga diremedial (Gue banget deh..!! haha). Males banget kalo harus remedial mending kalo gurunya asyik dan bisa diajak kompromi mah santai-santai ajah tapi kalo gurunya ribet, hadeeuh capcai dahh!! Ini juga sih yang jadi salah satu alasan seorang siswa buat dapetin nilai bagus. Kalo bicara soal nilai, yakin deh bagi banyak siswa bakal ngelakuin apapun demi nilai yang bagus, terkadang untuk mencapai nilai bagus dan melewati KKM, ada cara-cara terjitu yang bakal dilakuin seorang siswa kalau sudah benar-benar terdesak ya minimal pas-pasan sama nilai KKM (Enggak perlu dijelasin detailnya kaya apa kan yaa, pasti banyak yang berpengalaman dan udah jadi rahasia umum juga kan ?!?). Kalo udah begini, apa gunanya UJIAN jika NILAI yang didapat bukan dari hasil kemampuan sendiri ? (Pada dasarnya Ujian dialkukan untuk menguji sampai dimana kemampuan seorang siswa dalam menerima dan mengerti pelajaran yang telah dipelajari). Banyak juga orang yang beranggapan kalo NILAI itu menjadi tolak ukur kemampuan seseorang (I disagree!! Why ?! Because the reason very different with the fact!!) Penjabarannya seperti ini : Kemampuan seseorang tidak bisa diukur dari nilai-nilai yang didapat disekolah. Nilai bagus belum tentu didapat dari hasil sendiri! Nilai boleh bagus tapi apa seseorang itu juga bagus dalam bidang study itu, Enggak adil dong sama siswa yang benar-benar bagus dalam bidang study itu dan selalu mendapat nilai bagus dengan hasil usahanya sendiri kalo tolak ukur seseorang dinilai dari nilai-nilai yang bagus saja. Nilai bagus tak menjamin jika seseorang itu pintar, bukan berarti juga mendapat nilai kecil menandakan seseorang itu bodoh. Lebih baik mendapatkan nilai kecil dengan usaha sendiri, justru hasilnya akan lebih memuaskan daripada mendapat nilai bagus tapi bukan hasil sendiri (Hmmm.. Udah jarang banget nih tipe-tipe orang seperti ini! Salut deh sama orang yang selalu megang prinsip ini : PROSES BUKAN HASIL (Gue sih lagi berada pada tahap berusaha untuk berorientasi pada PROSES bukan HASIL walaupun hasilnya belum maksimal, Better to try than regrets in future!!)). So, NILAI TIDAK BISA MENJADI TOLAK UKUR KEMAMPUAN SESEORANG (Whatever, the reason what ??? It’s unlogic reason). Kemampuan seseorang yang sesungguhnya dapat dilihat dari segi berfikir, skill, attitude, hingga kepribadiannya. Diantara NILAI dan UJIAN memang dua hal yang erat kaitannya, Menginginkan nilai bagus ketika ujian adalah harapan semua orang, tapi untuk mencapainya tidak mudah! Semua membutuhkan proses dan perjuangan. Mendapatkan nilai bagus karena hasil sendiri merupakan sesuatu yang memuaskan tapi kalau mendapat nilai bagus bukan hasil usaha sendiri, itu tidak bisa disebut memuaskan, Lebih baik mendapat nilai jelek tapi hasil usaha sendiri itu akan jauh lebih memuaskan dan secara tidak langsung seseorang tersebut telah berorientasi pada proses bukan hasil!! Yaaa.. semua itu balik lagi pada diri sendiri karena diri sendirilah yang paling mengetahui sampai dimana kemampuan seseorang yang sesungguhnya!!
Desty Anne