DYA's greeting

Kita hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, Serta dari hari ke hari, Dengan kata lain kita adalah Pahlawan dari cerita kita sendiri. Pengetahuan adalah warisan yang mulia, Budi pekerti ibarat pakaian yang baru dan pikiran ibarat cermin yang bening. Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, Tidak pernah berada diatas kepala sendiri, Tetapi selalu berada diatas kepala orang lain. Walaupun belum bisa hidup bahagia seutuhnya tapi akan lebih bahagia jika bisa mengindahkan hidup orang lain.

Welcome to my blog "My Spirit My Inspiration". Enjoy for read it..!!!

BROADCAST & JOURNALISM

    I'm very interest to know something about Journalist and broadcast. I hope, I will  be part a jurnalistic and broadcasting zone in one day. There are many something that makes me so excited to know and learn it..!!


Checkidot yuuk, cari tahu sesuatu tentang Jurnalistic and Broadcasting..
(Materi yang ada ditulisan ini berdasarkan yang sudah saya pelajari di sekolah tentang KEBEBASAN PERS mata pelajaran PKN, jadi maaf kalau tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Apa yang saya tuliskan disini merupakan sesuatu hal yang membuat saya tertarik dengan dunia jurnalistic dan broadcasting..) 


JURNALISTIC

 
Apa sih  Jurnalistik itu ??
           Jurnalistik secara harfiah :  jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda,  journalistiek artinya penyiaran catatan harian.  Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaopran setiap hari. Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar, majalah, atau berkala lainnya. 
           Istilah jurnalistik erat kaitannya dengan istilah pers dan komunikasi massa. Jurnalistik adalah seperangkat atau suatu alat madia massa. Jurnalistik mempunyai fungsi sebagai pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat mengenai apa saja yang terjadi di dunia. Apapun yang terjadi baik peristiwa factual (fact) atau pendapat seseorang (opini), untuk menjadi sebuah berita kepada khalayak. Jadi, jurnalistik itu bukan pers, bukan juga media massa tetapi merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan suatu berita ataupu opini. 


Yuuuk, cari tahu sejarah  “Jurnalistic” di Indonesia...
 Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan kewartawanan sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timoer, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.
Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.
Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi kewartawanan. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.
              Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis Independen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.
Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi.
Kegiatan kewartawanan diatur dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI. 

Ternyata untuk mencapai kebebasan pers seperti sekarang ini sangatlah tidak mudah, banyak perjuagan yang harus dilalui. Dunia jurnalistic ini juga berkaitan erat dengan dunia kewartawanan. Wartawan atau reporter inilah yang mempunyai tugas penting untuk mencari dan mendapatkan berita. Dalam mencari berita, seorang jurnalist harus mematuhi kode etik yang berlaku supaya berita yang didapatkan tidak disalahgunakan. Checkidot yuuk untuk lebih jelasnya dibawah ini ada penjelasannya



Kode Etik Jurnalistik Indonesia
 Kode Etik ini bukan hanya bagi wartawan dan pekerja media, tapi penting juga untuk kita semua (masyarakat umum) untuk tahu kode etik ini, biar tahu mana wartawan yang beretika atau tidak. Kode Etik Jurnalistik Indonesia ini  ditetapkan di Jakarta, 14 Maret 2006 dan disepakati oleh 29 Organisasi Wartawan di Indonesia.
       Kali pertama dirumuskan di Kongres PWI tahun 1947 di Malang. Pemerintah sudah berkomitmen memberikan kebebasan terhadap pers.MR Sumanang berkomitmen supaya insan pers tidak mudah “meminta” kepada pihak lain (termasuk negara), kemandirian menjadi hal wajib.



Gambar di bawah ini merupakan beberapa contoh alat yang digunakan seorang jurnalist untuk mendapatkan berita
Digital Camera

Video Camera

Voice Record

Seorang jurnalist juga harus mengtahui UU yang berlaku dalam dunia Jurnalistik, diantaranya:
 
1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.
2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi.
3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tak melakukan plagiat.
4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.
5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi.
6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan.
7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak jawab.


di Indonesia juga mempunyai organisasi yang bergerak dibidang jurnalistik yaitu IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia), suatu asosiasi yang menghimpun para jurnalis televisi dan didirikan pada era reformasi, yakni pada bulan Agustus 1998, menyusul pengunduran diri Presiden Soeharto. Pada saat itu, ratusan jurnalis televisi dari RCTI, TPI, SCTV, Indosiar, dan ANTV berkumpul di Jakarta untuk melakukan kongres pertama dan sepakat mendirikan IJTI dan memilih pengurus pertama organisasi ini.

Aktivitas utama dalam jurnalisme adalah pelaporan kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana dan juga menjelaskan kepentingan dan akibat dari kejadian atau trend. Jurnalisme meliputi beberapa media: koran, televisi, radio, majalah dan internet sebagai pendatang baru.SejarahPada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut.  



Dibawah ini merupakan beberapa contoh hasil dari kegiatan jurnalistik, baik berupa media massa cetak ataupun media massa elektronik.

Surat Kabar


Televisi

Radio



BROADCASTING


Broadcast adalah suatu proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya, dan bisa juga didefinisikan sebagai layanan server ke client yang menyebarkan data kepada beberapa client sekaligus dengan cara paralel dengan akses yang cukup cepat dari sumber video atau audio


 
Broadcast Satelit

 Dalam broadcasting juga memperdalam ilmu kemasyarakatan, artinya bagaimana cara kita untuk terjun langsung dan berhadapan denga masyarakat luas.


Broadcast Room

Contoh beberapa alat yang di gunakan dalam bidang broadcasting : 

Laptop dan recorder

Studio

Alat- alat audio


Ini adalah alasan saya, Mengapa saya tertarik dengan dunia jurnalistik dan broadcasting ??

saya bukanlah seseorang yang menggeluti dunia ini, basic di sekolah pun tak ada hubungannya dengan jurnalistik ataupun broadcasting. Saya hanyalan seorang murid SMK Analis Kimia yang menggemari dunia ini dan mempunyai sebuah mimpi bahwa suatu hari nanti saya akan berkecimpung didalamnya, menjadi bagian dari dunia jurnalistic ataupun brodcasting. Hal yang membuat saya begitu menggemari dunia ini dan ingin menekuninya, karena saya beranggapan dengan terjun langsung kedunia jurnalistik ini lebih bisa menambah wawasan setiap harinya dibidang apapun dan kerjanya pun tidak monoton. Walaupun berat menjalani tugas sebagai pencari berita namun sepertinya semua itu mempunyai kepuasan tersendiri. Dapat berinteraksi dengan orang-orang baru dan mengenal ha-hal yang baru, it's so glad !! Dapat menuliskan sesuatu untuk diinformasikan kepada orang banyak tentunya akan merasa senang sekali melihat sebuah karya kita bermanfaat bagi orang banyak.Saya sangat tertarik dengan pekerjaan seorang wartawan, editor, programmer ataupun menjadi bagian dari crew film. Semua pekerjaan itu bukanlah pekerjaan yang mudah, terlihat santai tetapi sebenarnya mereka bekerja dikejar deadline. Semua itu mereka lakukan untuk memuaskan orang banyak, memberikan tayangan sebagai penghibur dan pelepas lelah kebanyakan oran dengan karya yang mereka hasilkan seperti program berita di TV ataupun acara lainnya dan saya berfikir, pekerjaan itu akan lebih mulia jika berguna dan dinikmati untuk orang banyak bukan untuk diri sendiri saja. Memang suatu pekerjaan ada sisi positif dan negatifnya, tapi berusahalah untuk menilai sesuatu dari sisi positifnya terlebih dahulu, Anggaplah perjuangan yang sesuangguhnya akan dimulai !! Itu yang saya tekankan kepada diri saya sendiri. saya sangat senang bersosialisasi dengan orang banyak, bisa menambah teman juga kan apalagi berteman dengan orang yang berbeda profesi jelas itu akan menambah wawasan juga nkarena kita bisa sharing tentang apa yang kita ga tahu sebelumnya. itulah alasan saya, mengapa saya ingin sekali menekuni bidang jurnalistik dan Broadcasting.




Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal penting dalam bidang jurnalistik dan broadcasting ini, namun karena pengetahuan saya yang masih sangat minim so segini dulu ajah ya. Maaf jika tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena saya pun masih dalam tahap proses belajar untuk mengenal dunia jurnalis dan broadcasting.



Desty Anne